Pembangunan Pemprov Kalbar di Sintang Ratusan Miliar, Bukti Sutarmidji Bukan ‘Gubernur Pontianak’

2024-11-22 09:37:42
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dialogis di Kabupaten Sintang. (Foto: Tim Media Midji-Didi)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Meski kalah sekitar 19 ribu suara di Kabupaten Sintang pada pemilihan Gubernur Kalbar 2018 lalu, namun Sutarmidji yang akhirnya menjabat sebagai gubernur hasil akumulasi kemenangan dari berbagai daerah itu, tetap memperhatikan pembangunan di sana.

Tak tanggung-tanggung, dana APBD yang digelontorkan selama periode lima tahun Sutarmidji menjabat pun cukup fantastis. Untuk pembenahan jalan saja sudah mencapai ratusan miliar rupiah. 

Belum lagi yang lain-lain, semisal bansos, baik saat Covid-19 maupun tidak, bedah rumah, serta bantuan-bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan lainnya. 

Bahkan Kabupaten Sintang masuk dalam 3 besar prioritas pembangunan jalan provinsi di era Gubernur Sutarmidji, setelah Ketapang dan Kubu Raya.

Karena itu, Ketua Relawan Pendekar Kapuas Raya, Radimin Robi mengatakan, masyarakat Sintang hari ini harus benar-benar sadar dengan fakta kalau Sutarmidji memang merupakan sosok yang mampu meniadakan ego sektoralnya ketika ia terpilih sebagai pemimpin.

“Walaupun dia kalah (di Sintang 2018 lalu), tapi ketika jadi gubernur, kita semua ini masyarakatnya, masyarakat Kalbar. Dia Gubernur Kalbar, gubernur untuk kita semua. Beliau ini sudah membuktikan dan bukan berjanji lagi, sudah kita rasakan banyak program beliau,” katanya.

“Banyak orang bilang Pak Midji bukan gubernur kita, tapi ‘gubernur Pontianak’, banyak orang bilang seperti itu. Walaupun 2018 beliau bertarung dengan Karolin dan Gidot beliau kalah 19 ribu suara di Kabupaten Sintang, kalah bukan menang, tapi beliau membangun Sintang 137 kilometer jalan provinsi, yang dibangun beliau itu menelan anggaran 235 miliar rupiah (untuk) jalan,” beber Robi.

Maksud Robi, masyarakat Sintang seharusnya bisa lebih cerdas menilai, jangan hanya mendengar informasi dari satu dua orang, lalu menafikan fakta-fakta yang ada di lapangan.

“Saya di ujung kampung itu ada dari Simpang Medang - Nanga Mau, Nanga Mau - Tebidah, -Tebidah-Bunyau, Bunyau-Serawai, ini daerah kami. Ini banyak yang belum tahu, ini dari beliau (Sutarmidji yang bangun), ini luar biasa kalau orang (masih) bilang Pak Midji tidak membangun Sintang,” sindirnya.

Robi bahkan menantang, kalau memang Sutarmidji tidak memperhatikan Sintang dengan alasan karena dia kalah suara pada Pilgub Kalbar 2018, mengapa pembangunan Sintang terus berjalan dan bahkan menjadi prioritas selama 5 tahun ini?

“Artinya omongan itu salah, dan (isu) itu keluar ketika sudah ada kontestasi politik,” katanya.

Robi menilai, dagangan politik murahan seperti itu memang sengaja dihembuskan oleh kubu-kubu lawan di tengah kontestasi Pilgub Kalbar 2024, dengan alasan melihat Kota Pontianak yang lebih maju. 

Padahal Pontianak yang notabene ibu kota provinsi dari dulu memang sudah lebih maju ketimbang daerah lain, karena selain memiliki APBD yang cukup besar, Pontianak memiliki cakupan wilayah yang relatif lebih kecil.

Sehingga pemerataan pembangunan di sana dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, serta faktor-faktor lainnya.

Robi menegaskan agar masyarakat jangan mau diadu domba. Jangan biarkan Kalbar gaduh, karena selama ini sudah aman dan tentram di bawah kepemimpinan Sutarmidji.***

Leave a comment