Wisata Susur Sungai Sekonyer, Membelah Taman Nasional Tanjung Puting: Menikmati Alam Kalimantan dari Klotok
MEDAN, insidepontianak.com - Alam Kalimantan memang sangat memesona, pantas untuk dinikmati. Salah satunya adalah wisata susur Sungai Sekonyer dengan klotok di Taman Nasional Tanjung Puting.
Susur Sungai Sekonyer ini adalah pilihan menarik. Pasalnya, dari atas perahu klotok, Taman Nasional Tanjung Puting yang menawarkan keasrian Kalimantan terlihat sangat indah.
Klotok adalah kapal kayu bagi wisatawan yang digunakan untuk menikmati alam Kalimantan dengan cara membelah Taman Nasional Tanjung Puting via Sungai Sekonyer.
Melansir pariwisata.kalteng.go.id dan orangutansholiday.com, Sabtu (9/9/2023), Sungai Sekonyer sepanjang 45 kilometer dan membelah Taman Nasional Tanjung Puting. Secara administrasi berada di Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Di sepanjang sungai itu tumbuh beribu flora. Mereka seperti membentuk seperti koridor-koridor alami. Sungai ini mirip Amazon. Nah, wisatawan bisa mencoba sensasi menyusurinya menggunakan kapal klotok.
Kapal klotok adalah kapal kayu buat mengantarkan turis menyusuri sungai. Kapal bisa disewa untuk tiga hari dua malam atau lebih, termasuk makan. Bisa juga tidak menginap dengan tur sekira 2- hingga tiga jam.
Dengan kata lain, klotok sebagai tempat untuk tidur bagi wisatawan selama tur panjang. Pada malam hari tiba, wisatawan bisa tidur di klotok dan disediakan kelambu.
Ya, klotok adalah akomodasi yang cukup nyaman. Klotok ini mempunyai dua dek, sehingga di dek bagian atas wisatawan kita dapat menikmati suasana perjalanan sepanjang Sungai sekonyer.
Klotok tidak kalah dengan bintang lima layanan hotel, panduan dan kapten kapal yang ramah, masakan lezat, dan telah digunakan untuk melayani wisatawan asing sehingga kualitas pelayanan standar yang sangat baik.
Titik mula menyusuri Sungai Sekonyer menunggang kapal klotok berawal dari Dermaga Kumai dan finis di Camp Leakey. Biasanya wisatawan bermalam dua hari hingga seminggu menjajal wisata mengapung di atas Sungai Sekonyer.
Bila siang, kapal itu bergerak ke arah camp-camp trekking. Adapun kala petang, kapal berlabuh di tepi sungai. Di sepanjang perjalanan menikmati pelayaran pengunjung bakal disuguhi pemandangan fauna khas rimba.
Wisatawan bisa melihat bekantan, uwa-uwa, dan kera ekor panjang yang bergelantungan di atas pohon. Ada juga burung raja udang dengan bulu warna-warni.
Kalau beruntung, wisatawan juga akan menemui buaya melintas di depan kapal. Selain itu, lumba-lumba pun bakal menggiring perjalanan menuju pertemuan arus sungai dan laut.
Ya, Taman Nasional Tanjung Puting adalah tujuan ideal untuk mereka yang mencintai petualangan luar. Kawasan ini memiliki ekosistem seperti hutan hujan tropis, dataran, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Tata letak taman terletak di ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut dan merupakan rumah bagi spesies endemik dan dilindungi seperti orangutan, bekantan monyet, monyet merah, beruang, rusa dan kucing hutan.
Sedikitnya ada juga 200 jenis burung, 38 jenis mamalia, satwa liar lainnya, dan flora di taman nasional ini. Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 hektare ini adalah pusat rehabilitasi orangutan pertama di Indonesia.
Wisatawan disarankan tidak menggunakan pakaian gelap, karena nyamuk sangat menyukai pakaian gelap. Pun dilarang berenang di Sungai Sekonyer pasalnya banyak buaya dan sudah pernah memakan korban.
Sejatinya Sungai Sekonyer memiliki dua jenis air yang berbeda, yakni payau dan tawar. Jadi, saat pertama kali masuk ke kawasan Sungai Sekonyer, klotok berada di atas sungai dengan air payau.
Ini karena awal sungai bercampur dengan air laut yang tak jauh keberadaannya. Sementara itu, semakin dalam menelusuri sungai nan indah ini, maka klotok akan berada di sungai air tawar.
Perbedaan ini dapat ditandai dari tanaman yang hidup di sisi sungai. Jadi, di awal lorong sungai, tanaman yang hidup adalah nipah. Nah, saat air sungai menjadi tawar, maka tanaman yang tumbuh adalah pandan air atau yang dalam bahasa lokalnya disebut rasau.
Sebagai informasi, sungai ini bernama Sekonyer karena terkait dengan sejarah. Sebelumnya nama sungai ini adalah Sungai Buaya.
Nama Sekonyer yang tidak biasa diambil berasal dari nama kapal Belanda, Lonen Konyer. Kapal ini karam karena tembakan meriam para penjuang yang bersembunyi di rimbunan pohon nipah.
Peristiwa itu berlangsung pada 1948, kala Tentara Belanda menggempur basis-basis gerilyawan Indonesia. Sejak itu, nama Sungai Buaya ini diganti jadi Sungai Sekonyer oleh masyarakat.
Demikian soal wisata susur Sungai Sekonyer, Taman Nasional Tanjung Puting, yang berada di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Leave a comment