Peringatan Hari Bakcang Bagi Etnis Tioghoa di Pontianak, Begini Sejarahnya!
PONTIANAK, insidepontianak.com – Peringatan Hari Bakcang Bagi Etnis Tioghua di Pontianak. Etnis Tionghoa di seluruh dunia, memperingati Hari Bakcang 2574/2023. Tak terkecuali di Kota Pontianak.
Bakcang merupakan penganan tradisional masyarakat Cina yang terbuat dari nasi atau ketan dengan isian daging ayam, sapi atau babi.
Peringatan hari Bakcang setiap tahunya digelar dengan tradisi lempar Bakcang hingga mandi di Sungai Kapuas tengah hari.
Kegiatan ini merupakan upaya mengenang gugurnya tokoh yang sangat diagungkan yang bernama Qu Yuan.
Dia mengakhiri hidupnya secara tragis dan menyelimuti perayaan Hari Bakcang setiap tahunnya.
Wakil Ketua MABT Kota Pontianak, Adi Sucipto mengatakan, peringatan Hari Bakcang sudah ribuan tahun di peringati sejak zaman Dinasti Cuo.
Peringatan Bakcang sendiri memiliki sejarah, yakni memperingati pahlawan yang pada zaman Dinasti Cuo dicintai rakyatnya. Dia ada adalah Qu Yuan.
Qu Yuan adalah seroang pejabat sekaligus penyair terkenal di daratan Cina, tepatnya dari Negara Chu.
Qu Yuan merupakan seorang pejabat yang rendah hati, jujur dan patriotik. Qu Yuan memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap kejayaan Negara Chu pada tahuan 328 SM hingga 299 SM.
Selain itu, kata Adi Sucipto, dia tokoh terkemuka, dan menteri besar dan tangguh dan berpengaruh. Qu Yuan adalah seorang menteri di Negara Chu yang jujur dan memperhatikan kesejarahan rakyat.
Tapi, di lingkungan istana banyak pejabat korup dan bersekongkol dengan negeri lain, untuk menjatuhkan Qu Yuan.
Mereka berusaha mempengaruhi raja dengan membuat fitnah, sehingga Qu Yuan diasingkan dari istana Chu.
"Fitnah ini membuat Qu Yuan terusir dari kerajaan," terangnya kepada insidepontianak.com, Kamis (22/6/2023).
[caption id="attachment_30218" align="alignnone" width="1599"] Sejumlah warga etnis Tioghua di Pontianak berbondong-bondong ke Sungai mengambil air di Sungai Kapuas, pada Peringatan Hari Bakcang, Kamis (22/6/2023) siang. (Andi/insidepontianak.com)[/caption]
Qu Yuan pun pergi ke perdesaan. Ketika Qu Yuan diasingkan, Negara Chu mendapatkan serangan dan menjadi penyebab kekalahan Negara Chu.
Qu Yuan semakin merasa malu akibat perbuatan korupsi yang dilakukan pejabatnya. Karena jiwa beliau yang sangat patriot.
Qu Yuan mengakhiri hidupnya dengan cara terjun ke sungai Miluo, karena merasa tidak ada artinya hidup.
"Pengorbanan ini menjadi tugu peringatan akan peristiwa yang sangat pahit menimpa negaranya. Sekaligus bentuk cinta dan kasih - nya pada negara," terangnya.
Mendegar kabar Qu Yoan terjun ke Sungai Miluo masyarakat pun berupaya mencari jasad menteri terkait dengan rakit bambu.
Namun upaya pencarian tak berhasil. Karena itu, lah, masyarakat membungkus nasi dalam tempurung bambu yang dilempar ke sungai yang dikenal Bakcang.
"Harapannya ikan di sungai tidak makan jasad menteri. Kalaupun beliau masih hidup bisa makan Bakcang agar bisa bertahan hidup," terangnya.
Untuk itulah, peringatan Hari Bakcang setiap tahunya diperingati. Bahkan, saat peringatan Hari Bakcang diperingati dengan mandi dan mengambil air di sungai.
Sebab, diyakini dari zaman tiongkok punya khasiat airnya yang dikenai sinar matahari full dari pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
"Saat itu matahari bersinar penuh. Khasiatnya bisa jadi obat tradisional. Makanya masyarakat tongkang mandi mengambil air karena diyakini punya khasiat dan menjadi obat," pungkasnya. (Andi)
Leave a comment