Kasus DBD Kota Pontianak Belum Alami Lonjakan Signifikan, Ridwasnyah:
PONTIANAK, insidepontianak.com - Menghadapi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang baru-baru ini mendapatkan perhatian serius dari sejumlah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak.
Menaggapi hal tersebut, kepada bidang P3PL Dinkes Kota Pontianak, Ridwansyah mengatakan bahwa kasus DBD dari bulan Agustus di Kota Pontianak hingga saat ini, sudah mengalami kestabilan.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak, mulai dari Januari 2023 tercatat 65 kasus DBD di Kota Pontianak. Dari data tersebut, kasus DBD terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Kota.
“Ada peningkatan tapi masih dalam hal yang wajar, 3-5 per minggu, dan memang kasus tersebut juga disertai komplikasi dengan demam lainnya, seperti demam tifoid, demam tinggi dan tidak mesti DBD juga,” ujar Ridwasnyah pada Selasa (3/10/2023)
“Tapi yang tertanam dipikiran masyarakat merupakan kasus DBD, setelah dilakukan perawatan untuk beberapa hari baru dapat terlihat gejalanya. Dan memang membutuhkan penanganan lebih lanjut lagi,” sambungnya.
Ia mengungkapkan, bahwa jumlah kasus DBD di Kota Pontianak, dikatakan masih stabil dibandingkan dengan wilayah lain, yakni Kota Pontianak menempati urutan kedelapan se-Kabupaten seluruh Kalimanatan Barat.
“Jumlah rumah sakit yang ada di Kota Pontianak paling banyak, jadi kesannya yang masuk rumah sakit itu, orang Pontianak semua. Berdasarkan alamat atau domisili dari warga tersebut, kebanyakan tidak sesuai dengan wilayah tempat tingalnya,” ungkap Ridwasnyah
Menyikapi situasi ini, bidang P3PL Dinskes Kota Pontianak telah mengambil langkah dengan melakukan upaya pemetaan wilayah kasus DBD berdasarkan wilayah domisili tempat tinggal warga.
Ia mengatakan, setiap puskemas yang ada di Kota Pontianak, sudah melakukan pemetaan per RT/RW untuk mengetahui wilayah yang mengalami peningkatan kasus DBD terbanyak.
“Sehingga kasus tersebut terpantau setiap bulannya per-RT/RW. Dan juga masyarakat harus sadar, mengapa hanya dilingkungan mereka saja yang selalu DBD,” pungkasnya (Evi)***
Leave a comment