30 Tahun Tak Tersentuh Aspal, Warga Seranggam Keluhkan Jalan Rusak dan Jembatan Rapuh

2025-10-06 16:14:23
Kondisi Jalan di Desa Seranggam Kecamatan Selakau Timur, warga sempat protes menanam pisang di jalan rusak/IST

SAMBAS, insidepontianak.com – Warga Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, kembali keluhkan jalan utama penghubung antar desa yang rusak parah. 

Jalan tersebut merupakan akses penting bagi warga menuju sekolah, mengangkut hasil pertanian, serta mobilitas sehari-hari, namun hingga kini tak kunjung diperbaiki.

Esi Sandarti, warga setempat, menyebutkan bahwa upaya perbaikan hanya sebatas swadaya masyarakat. Belum lama ini, warga bergotong royong menimbun jalan dengan batu sumbangan sebanyak dua dump truk, sementara sebelumnya pihak PU juga menyalurkan bantuan dua dump truk tanah timbunan.

“Yang barusan itu batu sumbangan warga, dua dump truk. Kemarin juga dari PU katanya ada dua dump truk tanah. Tapi itu hanya sementara, tidak menyelesaikan kerusakan jalan,” katanya, Senin (6/10/2025).

Jalan sepanjang 4-5 kilometer yang menghubungkan Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, dengan Desa Serumpun, Kecamatan Salatiga, menurutnya sudah 30 tahun tidak pernah tersentuh aspal. Status jalan kabupaten membuat perbaikan tidak bisa menggunakan dana desa, sementara kerusakan semakin parah.

“Kalau musim hujan jalan licin, banyak yang jatuh. Saya sendiri pernah jatuh. Padahal ini jalan utama anak-anak ke sekolah dan jalan keluar masuk hasil pertanian,” jelasnya.

Selain jalan, warga juga mengeluhkan kondisi jembatan yang mulai rapuh. Besi penyangga di bawah jembatan banyak yang patah, sementara setiap hari dilalui kendaraan berat seperti truk pengangkut sawit, batu, dan pasir.

“Harapan kami, pemerintah segera mengaspal jalan ini dan memperbarui jembatan. Kalau dibiarkan terus, sangat berbahaya bagi masyarakat,” tegas Esi.

Sebelumnya, jalan ini sempat viral setelah warga menanam pohon pisang di badan jalan yang rusak sebagai bentuk protes. (*)

 

Leave a comment