Selain Polonia Medan, Sumut Punya Tujuh Bandara Lagi, Ini Daftarnya
MEDAN, insidepontianak.com - Bandar Udara (Bandara) Polonia Medan kini telah berganti menjadi Lanud Soewondo. Artinya sudah tak ada lagi bandara yang melayani penerbangan komersial di ibukota Sumatra Utara (Sumut) ini.
Meski begitu, sebagai provinsi yang luas dengan 33 kabupaten/kota, Sumut tentunya memiliki bandara lain. Pun, bandara pengganti Polonia berlokasi tidak jauh dari Medan.
Namun selain pengganti Polonia, bandara lain cenderung jauh dari Medan. Bahkan, ada daerah di Sumut yang harus dicapai dalam hitungan hari jika tidak menggunakan pesawat.
Sebagai informasi, sebagian besar bandara yang ada di Sumut itu sudah lama ada. Artinya, bukan seperti Bandara Kualanamu yang memang berdiri sebagai pengganti Bandara Polonia.
Berikut daftar bandara yang ada di Sumut seperti dikutip dari sardanagroup.co.id, Selasa (30/5/2023):
1. Kualanamu Internasional Airport, Deliserdang
Bandara ini merupakan salah satu bandara terbesar di Indonesia. Bandara ini resmi beroperasi sebagai pengganti Bandara Polonia yang dianggap semakin tidak layak dan telah berusia 85 tahun.
Bandara yang melayani ribuan penerbangan domestik sampai internasional setiap bulannya ini juga mendapat prestasi internasional seperti ditetapkan sebagai bandara bintang empat oleh Skytrax pada 2017.
Meski bukan terletak di Kota Medan, akses menuju bandara yang terletak di Kabupaten Deliserdang ini tidak sulit. Selain jalan arteri, ada juga jalan tol. Pun, ada kereta api yang menghubungkan bandara dengan Stasiun Kerata Api Medan.
2. Bandara Internasional Sisimangaraja XII, Tapanuli Utara
Dulunya bernama Bandara Silangit, bandara yang satu ini dipersiapkan untuk penerbangan cepat menuju wisata Danau Toba. Bandara Sisimangaraja dapat memotong perjalanan darat dari Kota Medan yang memerlukan waktu 4-6 jam ke destinasi wisata tersebut.
Saat ini penerbangan ke dan dari bandara yang berada di Siborongborong ini dilayani beberapa operator yakni Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Sriwijaya, Wings Air dan Air Asia. Progres penumpang dari dan ke Bandara Silangit sigifikan setiap tahunnya.
Bandara ini pertama kali dibangun oleh Jepang pada 1944. Pada 1955 Pemerintah Indonesia mulai melakukan pengembangan bandara ini secara bertahap.
Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki fasilitas dan kemampuan setara bandara kelas II di Indonesia.
3. Bandara Sibisa, Toba
Berada di Ajibata Kabupaten Toba, bandara ini sangat mendukung pariwisata daerah. Artinya, memungkinkan wisatawan untuk mengakses lokasi manapun yang mereka suka di sekitaran Danau Toba dengan lebih mudah, baik ke Parapat atau Pulau Samosir.
Bandara Sibisa ini akan berkolaborasi dengan Bandara Sisimangaraja untuk menerima pesawat kecil dengan kapasitas ATR 72, sedangkan Bandara Sisimangaraja dirancang untuk menerima pesawat komersil seperti Boeing dan Airbus.
Bandara ini telah berdiri sejak 1977 era Presiden Soeharto. Dioperasikan pertama kali pada 15 November 2006, yang ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Susi Air rute Medan ke Sibisa.
Akan tetapi, operasional ini hanya bertahan hingga Februari 2007. Penerbangan dibuka kembali pada 12 April 2019 yang ditandai dengan ujicoba pendaratan perdana. Setelahnya, Susi Air dan Avia Air beroperasi ke sejumlah rute.
4. Bandara Binaka, Gunung Sitoli
Sebagai daerah kepulauan yang terpisah dari Pulau Sumatra, Kepulauan Nias juga memiliki bandara. Pasalnya, jika menggunakan kapal laut dari Kota Sibolga memerlukan waktu 1,5 hari. Sementara Sibolga-Medan harus ditempuh setengah hari melalui jalan darat.
Nah, dengan adanya bandara ini, maka pesawat kecil dari Bandara Internasional Kualanamu menuju Kota Gunung Sitoli, Nias hanya perlu waktu 30-45 menit saja. Bagi masyarakat yang ingin menghemat waktu, tentu transportasi udara ini solusinya.
Bandara Binaka ini pun berpotensi berkembang seiring waktu mengingat perekonomian di Gunung Sitoli yang semakin baik setiap tahun.
Kini maskapai yang membuka penerbangan ke bandara ini adalah Citilink, Garuda Indonesia, Susi Air, dan Wings Air.
5. Bandara Lasondre, Nias Selatan
Bandar Udara Lasondre adalah bandar udara yang terletak di ujung utara Pulau Tanamasa, Kecamatan Pulau-pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, Sumut. Bandara ini merupakan bandara spoke (pengumpan) dan pusat bencana yang memiliki luas kurang leih 58 hektare.
Bandara ini beroperasi dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 waktu lokal dan pada saat–saat tertentu dapat beroperasi apabila dibutuhkan. Jenis pesawat yang bisa mendarat adalah Fokker 50/Avro RJ100 serta melayani maskapai Wings Air dan Susi Air.
Karena berada salah satu gugusan kepulauan yakni pulau–pulau batu yang terdiri dari 101 pulau, maka penumpang harus menggunakan angkutan laut terlebih dahulu dari Pulau Tello menuju Lasondre, kurang lebih 20 menit.
Hal ini tentu akan memakan waktu, namun cara ini masih tetap ditempuh mengingat minimnya pesawat yang beroperasi di Bandara Udara Lasondre.
6. Bandara Aek Godang, Padanglawas Utara
Karena jaraknya yang cukup jauh dari Kota Medan jika menggunakan perjalanan darat sekitar 10 jam, Bandara Aek Godang di Kabupaten Padang Lawas Utara menjadi akses cepat bagi warga lokal yang ingin pergi ke ibukota SUmut.
Bandara ini merupakan pintu masuk ke Tapanuli Bagian Selatan yang meliputi Padanglawas Utara, Padanglawas, Tapanuli Selatan, dan Kota Padangsidimpuan. Pembangunan bandara dimulai pada 1978 semasa Gubernur Sumatra Utara dijabat Marah Halim Harahap.
Maskapai yang memakai bandara ini dengan rute ke dan dari Kualanamu adalaj Citylink dan Wings Air. BDengan kata lain, bandara ini umumnya melayani pesawat berjenis twin turboprop seperti ATR 72-500 dan ATR 72-600 yang dioperasikan maskapai Citilink dan Wings Air.
7. Bandara FL Tobing, Tapanuli Tengah
Berada di Kecamatan Pinangsori, bandara yang satu ini menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menempuh perjalanan udara dari Sibolga/Tapanuli Tengah menuju Medan dan sebaliknya. Pasalnya, jika melalui darat bisa memakan waktu setengah hari.
Merupakan bandara kelas 3, penerbangan melalui bandara ini sudah bisa menerima pesawat ATR 72 yang merupakan pesawat penumpang kelas medium.
Bahkan maskapai seperti Garuda Indonesia juga mulai beroperasi di sini untuk menghubungkan masyarakat sampai pemerintah dengan beragam destinasi.
Nama Ferdinand Lumban Tobing atau FL Tobing dan bandara ini memang tidak terpisahkan. Pasalnya, peran FL Tobing pada awal pembangunan bandara di Pinangsori pada masa perang kemerdekaan begitu penting.
Itulah sebab namanya ditabalkan jadi nama bandara yang memiliki luas areal bandara 183,03 hektare ini.
Nah, itu tujuh bandara yang ada di Sumut. Jumlah ini bisa terus bertambah seiring waktu, contohnya Bandara Bukit Malintang di Mandailing Natal yang sedang dalam proses pembangunan. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Leave a comment