Belajar Penguatan Peran Perempuan Terkait SDA, JPK Gelar Dua Hari Lokakarya
PONTIANAK, insidepontianak.com – Dua hari mulai tanggal 11-12 Juli 2024, para jurnalis yang tergabung dalam Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK) menggelar Lokakarya dan Fellowship Jurnalis Perempuan untuk Penguatan Akses dan Peran Perempuan dalam Perlindungan serta Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Inklusif dan Berkelanjutan di Kalimantan Barat.
Kegiatan ini menginisiasi para jurnalis perempuan untuk memahami isu lingkungan hingga bagaimana keterlibatan perempuan dalam upaya menjaga lingkungan sekitar mereka.
“Kegiatan ini untuk memberikan jurnalis perempuan pemahaman akan peran mereka dalam penulisan isu-isu ini. Dua hari ini, kita akan memberikan banyak perspektif dan sudut pandang,” kata Ketua JPK Pontianak, Aseanty Phaleavi, Jumat (12/7/2024).
Sementara Direktur TFCA untuk Kalimantan Puspa Dewi Liman, menekankan pihaknya bekerjasama dengan tujuan konservasi dan melestarikan keanekaragaman hewan, baik itu ekosistem penting dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan.
“Kita juga mendukung upaya pengurangan emisi dan berbagai keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Tujuan kami ingin lingkungan berdampingan dengan masyarakat,” ucapnya.
Sumber daya alam Indonesia sangat beragam, dan belum dimaksimalkan dengan banyak pemanfaatan bersama masyarakat setempat.
“Kita banyak terlibat dengan melibatkan masyarakat dan membantu mereka untuk mulai memahami lingkungan yang menghasilkan sumber daya alam sekitar,” ucapnya.
Narsum Jurnalis Lingkungan Aries Munanda mengatakan peran perempuan sangat penting dalam upaya pelestarian kawasan mengingat perempuan orang yang lebih paham akan kondisi sekitar ketimbang kaum pria.
Lingkungan, alam dan perempuan adalah faktor yang tidak bisa dipisahkan. Dari lingkungan kota hingga pedesaan dan kampung-kampung pedalaman, bisa dilihat peran perempuan sangat kentara dilihat bagaimana terlibat dalam upaya pemanfaatan hingga pelestarian.
Perempuan dan lingkungan juga menjadi isu menarik ketika tertuang dalam tulisan mendalam. Faktanya, menulis lingkungan sama dengan menulis isu lain, namun menulis lingkungan memiliki tantangan budaya dan sosial masyarakat yang bisa membuat banyak persepsi menarik. (wati)
Leave a comment